Gratis

Salah satu jurnal ilmiah yang dianggap paling awal antara lain adalah Philosophical Transactions of the Royal Society pada abad ke-17. Pada masa itu, menerbitkan hasil penelitian dianggap sebagai sesuatu yang kontroversial. Seringkali penemuan baru diumumkan dengan menggunakan bentuk anagram, yang membuat orang lain tidak mengerti apa yang diumumkan, namun sebenarnya anagram tersebut mengandung arti yang menjelaskan penemuan baru tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai klaim bahwa si pengumumlah yang pertama kali menemukan hasil tersebut.

Publikasikan hasil penelitian anda di http://jsf.uinbdg.org/index.php/element/user/register


DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Ketua
Mada Sanjaya WS, Ph.D

Anggota
Dr. Hj. Hasniah Aliah
Dr. Yudha Satya Perkasa
Imammal Muttaqien, M.Si
Bebeh Wahid Nuryadin, M.Si
M. Nurul Subkhi, M.Si

Penyunting Ahli
Dr. Agus Sukarto Wismagroho, M.Eng, B.Eng
Dr. Agfianto Eko Putra, M.Si
Dr. Akhiruddin Maddu
Dr. Widodo Budiharto

Pelaksana Administrasi
Aceng Sambas, S.Si
Halimatussadiyah, S.Si

Publikasi dan Sirkulasi
Dian Syah Maulana, S.Si
Winandar Ganis Kresnadjaja

Penerbit
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung


SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PASKIBRA SMK/SMA PLUS MERDEKA SOREANG




Yang menjadi latar belakang berdirinya Paskibra SMK/SMA Plus Merdeka Soreang adalah keinginan menyebarluaskan sikap pandu nseorang ibu pertiwi yang berpancasilais sejati yang berada di benak seorang putra wilayah paskibra Bandung Selatan yang bernama Moch.Jajang Sutisna Triyuda (JASUS) setelah itu munculah dengan terpilihnya salah satu siswa SMK Merdeka Soreang yang bernama Rahmat Rustandi kelas 2 mesin sebagai Anggota PASKIBRAKA Tingkat Kabupaten Bandung dengan Surat Keputusan Pemerintah Kabupaten Bandung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 426/1743-PLSPO/2002 dan Sertifikat Bupati Bandung Tahun 2002.
Pertama kali PASKIBRA mengibarkan Bendera Duplikat Pusaka Satuan dengan jumlah Anggota 16 Orang di SMK/SMA Plus Merdeka Soreang pada tanggal 28 Oktober 2002 bertepatan dengan (PHBN) Hari Sumpah Pemuda ke-74 Tahun.
Pada perintisan tahun 2000/2001 Paskibra SMK/SMA Plus Merdeka Soreang dengan jumlah keanggotaan 15 Orang.(Ketua Brigade I: Joko Santosa)
1. Tahun 2001/2002 berjumlah 12 Orang (Ketua Brigade II : Edi Permana)
2. Tahun 2002/2003 berjumlah 10 Orang (Ketua Brigade III : Rahmat Rustandi)
3. Tahun 2003/2004 berjumlah 14 Orang (Ketua Brigade IV : Hendar Suhendar)
4. Tahun 2004/2005 berjumlah 17 Orang (Ketua Brigade V : Agung Dwano K dan di lanjutkan oleh Wawan Darmana)
5. Tahun 2005/2006 berjumlah 12 Orang (Ketua Brigade VI : Laili Meilawati)
6. Tahun 2006/2007 berjumlah 15 Orang (Ketua Brigade VII : Deni pianton)
7. Tahun 2007/2008 berjumlah 15 Orang (Ketua Brigade VIII : Nuramdani)
8. Tahun 2008/2009 berjumlah 17 Orang (Ketua Brigade IX : Egi Cristian A)
9. Tahun 2009/2010 berjumlah 19 Orang (Ketua Brigade X : Bayu Haruman)
10. Tahun 2010/2011 berjumlah 21 Orang (Ketua Calon Brigade XI : Ahmad Gandiri
dan Tin-tin)

Paskibra SMK/SMA Plus Merdeka Soreang mulai berkembang dan maju pesat pada Tahun 2005/2006 yang di ketuai oleh Laili Meliawati.(Satu-satunya ketua dari kaum wanita) dengan adanya pengukuhan khusus pasukan pengibar bendera untuk mempersiapkan pengibaran bendera merah putih pada masa orientasi siswa baru sampai menjadi kepengurusan resmi di tingkat wilayah Kabupaten Bandung Selatan dan bahkan mewakili ke tingkat Kabupaten Bandung dan Seterusnya.

Visi

Terwujudnya Paskibra “ Merdeka “ Soreang sebagai sarana Pendidikan dan Pelatihan yang berkopetensi mampu menyesuaikan diri di dunia Militer

Misi

Berupaya mengharumkan almamater Sekolah.

Menerapkan Nilai “Kebersamaan“ dalam mendidik anggota Paskibra yang bersifat positif.

Mewujudkan Sikap :

-K oordinatif
-O bjektif
-R amah
-P ositif
-S osialisasi

-B arisan
-R emaja
-I ndonesia
-G abungan
-A ngkatan
-D asar
-E ducation

-P emimpin Sejati
-A ktif
-S olidaritas
-K oorperatif
-I nisiatif
-B erani
-R eligius
-A ntisipatif

STRATEGI PEMBELAJARAN

-Disiplin, dalam segala hal.
-Berjiwa pemimpin, dalam menjalankan suatu kegiatan.
-Peraturan Penghormatan Militer (PPM), setiap bertemu atasan.
-Berfikir Dewasa dalam menyelesaikan permasalahan.
-Mengutamakan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menjalani Pendidikan ke-Paskibraan sesuai Azas Kepemimpinan.

Peraturan baris berbaris (PBB)

A. Pengertian
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.


B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan .
Tujuan dari PBB adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.



12 GERAKAN DASAR

1. Sikap sempurna
2. Hadap serong kanan
3. Hadap serong kiri
4. Hadap kanan
5. Hadap kiri
6. Balik kanan
7. Lencang kanan
8. Lencang depan
9. Jalan di tempat
10. Hormat
11. Berhitung
12. Istirahat di tempat

MOTTO PASKIBRA

TIDAK TAKUT SALAH
TIDAK TAKUT KALAH
TIDAK TAKUT JATUH
TIDAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN HIDUP
TAKUT HIDUP MATI SEKALIAN

BHINEKA TUNGGAL IKA

Semboyan pada lambang negara Republik Indonesia adalah
Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tapi tetap satu “Lambang negara ini berupa burung Garuda berkalung perisai yang melukiskan Pancasila.
Helai bulu pada pada tubuh dan sayap burung mengingatkan pada tanggal 17 Agustus 1945.Bulu pada sayap berjumlah 17 helai,pada ekor 8 helai,dibawah perisai 19 helai dan pada leher 45 helai,kaki burung garuda mencengkram semboyan Bhineka Tunggal Ika.Lambang negara ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1950.Berdasarkan peraturan pemerintah.
Merah putih mempunyai arti,merah keberanian untuk berjuang,putih kesucian.Merah Putih berarti keberanian dengan berdasarkan kesucian / kemurnian.Merah Putih juga mempunyai arti lain yaitu Hidup atau Mati.
Ukuan bendera adalah 3:2,yang terbesar 3m x 2m dan paling kecil
3cm x 2cm.Ukuran standar adalah 17m (tiang).
Peraturan pemerintah no.401.Tgl 26 juni 1958 tentang bendera kebangsaan Republik Indonesia yang isinya : bahwa bendera Merah Putih boleh digunakan / di pakai di mobil:

1.Mobil Presiden ( 36 cm x 54 cm )
2.Mobil Wakil Presiden ( 30 cm x 45 cm )
3.Mobil Ketua MPR ( 30 cm x 45 cm )
4.Mobil Ketua DPR ( 30 cm x 45 cm )
5.Mobil Ketua MA ( 30 cm x 45 cm )
6.Mobil Ketua BPK ( 30 cm x 45 cm )
7.Mobil Mentri ( 30 cm x 45 cm )

PENGENALAN PASKIBRA

Pengibaran Bendera Pusaka pertama kali oleh Bapak Latif Hendraningrat dan Suhud S. Menjelang Hut RI ke-2 Presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya yaitu Mayor Husein Mutahar untuk menyiapkan dan memimpin upacara peringatan Hut RI tersebut,di halaman istana presiden.Gedung agung Jogyakarta tanggal 17 Agustus 1956.

Dan untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa,maka pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda dilakukan se-indonesia dan beliau
Memilih 5 orang pemuda sebagai simbol pancasila,terdiri dari 3 putri dan 2putraFormasi ini masih dilakukan sampai tahun 1947 dan 1948.HUT Kemerdakaan RI pertama kalinya diadakan di Jakarta pada tanggal 17Agustus 1950 yang mana kemudian regu Pengibaran ditentukan dan diatur oleh
Rumah Tangga Kepresidenan.Tanggal 5 Agustus 1966 BPK Muthar menjadi Dirijen Urusan Pemuda dan salah satunya ialah latihan “PANDU IBU INDONESIA BERPANCASILA “dan uji coba untuk kurikulum pembinaan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka 1967.Tahun 1967 Bapak Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menyiapkan pelaksanaan Pengibaran Bendera Pusaka dan dengan ide Formasi. Pada tahun 1946 beliau mengembangkan menjadi tiga pasukan :
Pasukan 17 Pengiring Bendera ( Pemandu )
Pasukan 8 Pembawa Bendera ( inti )
Pasukan 45 Pengawal Bendera
Tahun 1967-1972 Anggota yang terlibat dalam Pengibaran Bendera,sebagai Pasukan Pengerek Bendera Pusaka ( PASKERAKA ) tapi pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman melontarkan nama Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
( PASKIBRAKA ).Kemudian pada tahun 1989 tanggal 22 Desember diadakan Musyawarah Nasional ( MUNAS ) Purna Paskibraka Indonesia ( PPI ) di Cipayung Bogor.Pada tahun 1995 tepatnya pada tanggal 18-22 Januari diadakan MUNAS Ke-2 yang menghasilkan keputusan perubahan Anggaran Dasar ( AD ) dan Anggaran Rumah Tangga ( ART ).Juga menetapkan Paskibra Sekolah SMU menjadi Purna Paskibraka Indonesia dan menetapkan pengurus baru untuk tahun 1955-1959. MUNAS k-3 dilaksanakan di Lembang Bandung.
Di Indramayu di bentuk pada tahun 1989 oleh Pembantu Letnan 1 Mat Arief Bapak Mutahar berasal dari Sumatra Barat tepatnya di Bukit Tinggi.

Bunga Teratai

Pada awal berdirinya lambang yang dipergunakan adalah bintang
Segi lima besar,untuk ciri pemuda.Pada tahun 1973 Bapak H.Idik Sulaeman menetapkan lambang setangkai bunga teratai yang bermakna sebagai berikut :
*Setangkai bunga teratai yaitu :
Anggota Paskibra adalah pemuda yang
tumbuh dari bawah ( orang biasa ) dari tanah air yang sedang
berkembang dan membangun.
*Tiga helai bunga yang tumbuh ke atas yaitu :
Belajar – Bekerja – Bekerji
*Tiga helai daun yang tumbuh mendatar yaitu :
Aktif dan disiplin
*Jumlah mata Rantai mengelilingi ada 32 yang terdiri
1.Putri lambangnya lingkaran yang berjumlah 16 buah
2.Putra lambangnya belah ketupat yang berjumlah 16 buah
( keduanya melambangkan persatuan dari kesatuan )
*Warna hijau melambangkan Pemuda yang kreatif
*Bunga teratai dilingkari 16 lingkaran dan 16 buah belah ketupat yang
artinya anggota Paskibra dari 16 Penjuru arah mata angin tanpa
membeda – bedakan SARA ( Suku,Adat,Rasa,dan Agama ).

Makna Sang Merah Putih

Kata Sang pada Sang Merah Putih ,termasuk jenis kata sandang,digunakan untuk menghormati sesuatu ( Sang Merah Putih,Sang Maha Kuasa).
Bendera Merah Putih mempunyai kedudukan yang tinggi menurut Pandangan masyarakat indonesia,sehingga bergelar Sang Merah Putih yang
Berarti warisan yang di muliakan,yang merupakan lambang kemerdekaan dan
Kedaulatan negara.
Bendera Pusaka ialah Bendera Bebangsaan yang digunakan pada
Upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus, pada waktu Upacara Penaikan dan
Penurunan Bendera Kebangsaan, maka semua yang hadir tegap diam diri, sambil menghadap kebendera, tangan mengangkat sampai upacara selesai.
Pada waktu di kibarkan atau di bawah, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh tanah, air atau benda lainnya,pada bendera kebangsaan tidak boleh di taruh lencana,huruf,kalimat,Angka,gambar,atau tanda-tanda lainnya.

Kepemimpinan

Pemimpin ialah seorang yang menggerakan orang lain dengan suatu
Yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan ialah sendi yang menggerakan orang lain dalam rangka Mencapai tujuan tertentu.
POLA KEPEMIMPINAN
Pola dasar kepemimpinan dapat di bagi 2 :
1. Pola Kepemimpinan Formal
2. Pola Kepemimpinan Non Formal
TIPE – TIPE PEMIMPIN

2. Oktokratis : Organisasi yang di anggap milik pribadi dan anggotanya
Sebagai alat.
2. Demokratis : pemimpin yang selalu mementingkan kepentingan anggota
Dan selalu memupuk kerja sama.
3. Militeritas : Pemimpin yang selalu menggunakan komandan dari atas
ke bawah.
4. Lais Pepais : Pemimpin yang mempunyai anggota terbatas.
5. Dateriasistis : Pemimpin yang mengangap bawahannya masih muda.
6. Kharisma : Pemimpin yang mempunyai wibawa kepada anggotanya.

SIFAT KEPEMIMPINAN YANG BAIK
PENGETAHUAN, BERANI, INISIATIF, TEGAS, BIJAKSANA, DISIPLIN,
DAPAT DIPERCAYA, SIGAP, ULET, OPTIMIS.

PENERAPAN BENDERA MERAH PUTIH

1. Bendera tidak boleh menyentuh tanah
2. Bendera tidak boleh dikibarkan terbalik / melilit
3. Bendera harus disimpan dengan baik
4. Bendera harus bersih
5. Bendera harus utuh / tidak sobek
6. Bendera tidak boleh untuk alas
7. Bendera tidak boleh digambar ( dicoret – coret )
8. Bendera tidak boleh ada tambalan
9. Bendera tidak boleh untuk bermain
10. Bendera tidak boleh untuk pembungkus
11. Bendera tidak boleh untuk pakaian
12. Bendera tidak boleh untuk selimut
13. Bendera tidak boleh untuk sapu tangan

APEL

Komandan Peleton mengambil alih komando Pasukan di istirahatkan“Komando saya ambil alih, siap grak, istirahat ditempat,grak,Ketika memberi komando,komandan ada di depan pasukan dan setelah mengistirahatkan pasukan,komandan di samping kanan.Pada saat Pembina apel memasuki lapangan,pasukan disiapkan kembali oleh komandan “Siap,grak “Penghormatan
Kepada Pembina apel,hormat,grak”.Laporan“Lapor Apel…….siap dilaksanakan,lanjutkan”.Amanat“Untuk amanat,istirahat di tempat,grak”
Setelah amanat,pasukan disiapkan“Menyanyikan lagu Indonesia Raya”.
Selesai Penghormatan“Kepada Pembina apel,Hormat,grak”.Sebelum penghormatan Komandan Laporan terlebih dulu“Apel ………. telah dilaksanakan,laporan selesai”
Ketika Pembina Apel Keluar Lapangan,komandan kembali kedepan pasukan dan memberi komando.“Untuk melaksanakan tugas,bubar,jalan”.

IZIN KELUAR BARISAN

Apabila di dalam barisan ada yang ingin keluar atau kebelakang untuk Buang Air Besar maupun Buang Air Kecil (BAB/BAK),Boleh minta izin keluar barisan :
• Angkat tangan ( telapak ) kanan keatas, apabila komandan / pelatih jawab “Ya”tangan diturunkan dan berkata
“Lapor Capas / paskibra …….minta izin keluar barisan “
atau apabila dengan teman :
“Lapor Capas / paskibra …….beserta …….orang rekan minta izin
keluar barisan “
Komandan / pelatih menjawab “kemana?”
Dijawab “BAB/ BAK”
“Ya,lima menit kembali”oleh pelatih
“Siap lima menit kembali “.

• Balik kanan,dan menuju tempat yang di tuju*

IZIN MASUK BARISAN

Ketika masuk barisan, laporan di lakukan di barisan Penjuru
Paling kanan, angkat telapak tangan kanan ke atas, apabila pelatih Menjawab “Ya”Telapak tangan di turunkan dan berkata“Lapor Capas ……minta izin masuk barisan”Atau apabila dengan teman :“Lapor Capas …beserta….minta izin masuk barisan “Dan pelatih menjawab“Capas / paskibra ….beserta…setelah saya lencang kanankan masuk barisan“Capas balik kanan,dan masuk barisan.

LAPORAN MAKAN

Komandan di depan pasukan, dan ambil alih Komando : “Komando saya ambil alih,siap,grak / duduk siap,grak.Balik kanan menghadap pelatih,laporan“Akang dan teteh harap menyesuaikan diri“Lapor Capas / paskibra … siap menikmati hidangan makanan …”Pelatih Jawab“Saya kasih waktu lima menit,untuk makan,dan sebelum makan lakukan do’a“Siap laksanakan”oleh komandan
Komandan balik kanan manghadap pasukan dan memberi komando: “Sebelum makan …..,marilah kita berdo’a menurut Agama dan kepercayaan masing – masing,berdo’a Di persilahkan“Do’a di akhiri,makan di beri waktu lima menit,duduk istirahat di tempat,grak”Masing – masing mempersiapkan makan dan kasih komando bila sudah siap makan :“Makan mulai “,diulang oleh pasukan “Kang,teh makan !”Bersama komandan dan pasukan.
Posisi makan“Badan tegap,pandangan lurus (sendok / makanan yang ke mulut),mata melirik ke makanan,piring di tangan kiri ke ataskan didepan regu.

Lambang kepemimpinan ( LK )

Anggota paskibra setelah mengikuti latihan kepemimpinan pemuda tingkat printis ,maka di kukuhkan oleh penanggung jawab.Latihan dengan disematkan LK tingkat perintis di atas saku kiri atas,adapun LKyang lain :

• Warna Hijau untuk latihan perintis Pemuda
• Warna Merah untuk latihan pemuka Pemuda
• Warna Kuning untuk latihan pendamping Pemuda
• Warna Ungu untuk latihan peƱatas Pemuda
• Warna Abu- abu untuk latihan penaya Pemuda

Kendit Pengukuhan

Dahulu kendit pangukuhan tidak bermotif , maka oleh bpk h.idik sulaeman disempurnakan berupa gambar 17 mata rantai bulat dan belah ketupat , yang membentuk kalimat “ pandu ibu indonesia ber – pancasila “. Yang ukuran semula panjang 17 cm , lebar 5 cm , lalu di ubah menjadi 140 cm , untuk panjang & lebar 5 cm.kendit ini di pakai hanya pada saat pengukuhan saja & warnanya di sesuaikan dengan warna lencana kepemimpinan yang di pakainya.
Perlengkapan pakaian dinas paskibra
1. Kopiah / peci hitam pada bagian kiri disematkan burung garuda standar istana merdeka
2. Badge lambang daerah pada lengan kiri badge korps paskibraka pada lengan kanan
3. Lencana kepemimpinan di atas saku kiri baju badge nama & asal sekolah / daerah untuk tingkat nasional & propinsi untuk tingkat kota madya / kabupaten
4. Sarung tangan putih kop merah putih
Perawatan kaos paskibra ( pakaian dinas lapangan / pdl ) ketika kita dapat pdl paskibra,sering menyepelekan sablonan yang tertulis di kaos tersebut , padahal kaos pdl asal cuci , bisa melunturkan warna & sablonan kaos tersebut.untuk menghindari itu semua , sebelum kaos pdl dengan pelicin pakaian ( setrika )terutama di bagian sablonan , dengan cara kaos sablonan di balik ini akan menghasilkan maksi sehingga ketika direndam di air.saat pakaian di rendam di dalam air yang berditerjen , jangan melebihi 30 menit / 1 jam , di lanjutkan dengan di bilas dengan tangan , jangan menggunakan sikat cuci , karena bisa merusak pdl.
Jemur kaos pdl dengan keadaan terbalik , apabila berhadapan langsung dengan sinar matahari.
Perawatan sabuk paskibra (menggunakan brasso)
Periksakembali sabukyang kita terima , bisa saja sabuk yang kita terima ada kerusakan sebaiknya perawatan sabuk paskibra sesering mungkin di bersihkan dengan brasso , caranya :teteskan brasso ( satu tetes ) di atas permukaan sabuk dan digosok dengan jari telunjuk , hingga kotoran yang ada disabuk terangkat / teruhat ( berwarna hitam ), gosok berulang – ulang kali , sehingga yang menghasilkan yang sempurna setelah ( sudah yakin )semua kotoran terangkat , bersihkan dengan kain / kapas hingga bersih dan terlihat kilau kuning keemasan dari sabuk tersebut. Apabila menginginkan hasil yang lebih sempurna sehabis digosok , jemur kepala sabuk di sinar matahari selama satu jam . Jangan sekali – kali sabuk di gunakan ketika tidur sehingga sabuk tergores / lecet , baik dilantai / benda kasar lainya . Paga sabuk dari air asin ( air laut )/ selain air tawar, yang bisa mengakibatkan sabuk menjadi berkarat dan susah hilang .

Perawatan topi paskibra
Gunakan topi paskibra , apabila benar – benar penting untuk di pakai seperti latihan lapangan dan apel , supaya warna topi tidak cepat pudar karena sinar matahari. Mencuci topi paskibra , gunakan sabun cuci atau ditergen yang sudah di larutkan didalam air , ( tidak langsung menggunakan sabun cuci ( sabun colek ) / ditergen ).sikat secara perlahan (gunakan dengan sikat gigi pada bordiran ) agar bordiran tidak cepat rusak , lakukan berulang – ulang kali hingga kotoran hilang. Jemur topi di tempat yang tidak berhadapan langsung dengan sinar matahari , karena sisa sabun cuci yang ada di topi bisa melunturkan warna , baik topi maupun bordiran.

SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH

Pengertian
Asal kata
· Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul
· Bandiera dari Bahasa Itali Rumpun Romawi Kuno.
· Dalam Bahasa Sangsakerta untuk Pataka, Panji, Dhuaja.
Bendera adalah lambang kedaulatan kemerdekaan. Dimana negara yang memiliki dan mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara tersebut.
Menurut W.J.S. Purwadarminta, Bendera adalah sepotong kain segi tiga atau segi empat diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.
Sejarah
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara + 6000 tahun yang lalu menganggap Matahari dan Bulan merupakan benda langit yang sangat penting dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu disebut penghormatan Surya Candra.
Bangsa Indonesia purba menghubungkan Matahari dengan warna merah dan Bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan yaitu :
Merah melambangkan darah, ciri manusia yang masih hidup,
Putih melambangkan getah, ciri-ciri tumbuhan yang masih hidup,
Warna Merah Putih dianggap lambang keagungan, kesaktian dan kejayaan.
Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi rumpun Aestronia pada umumnya merupakan keagungan, kesaktian dan kejayaan. Berdasarkan anggapan tersebut dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan kebangsaan Indonesia, Lambang Negara Nasional, yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.
Kemudian bendera Merah-Putih bergelar “Sang” yang berarti kemegahan turun temurun, sehingga Sang Saka berarti berdera warisan yang dimuliakan.
Makna warna bagi bangsa Indonesia
MERAH : Gula Merah, Bubur Merah, Berani, Kuat, Menyala, Darah
PUTIH : Gula Putih, Bubur Putih, Kelapa, Suci, Bersih, Hidup, Getah
Tata Krama
1. Tidak boleh menyentuh tanah
Logika : Bendera akan kotor
Kiasan : Tanah merupakan tempat berpijak, maka bila bendera jatuh, seolah-olah menginjak bendera.
2. Tidak boleh dibawa balik kanan
Kiasan : Karena negara seperti mundur / kemunduran.

Tempat Penulisan Naskah Proklamasi : Rumah Bersejarah Babah Djiaw

SEJAK Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan Soekarno-Hatta, 17 Agustus 1495, rumah alm. Babah Djiaw Ki Siong di Dusun Bojong Kec. Rengasdengklok Kab. Karawang diabadikan sebagai rumah bersejarah. Rumah seorang petani keturunan Tionghoa di pinggir Sungai Citarum itu pernah dipakai tempat tinggal para "Bapak Bangsa" dalam menyusun naskah proklamasi, sebelum naskah itu dikumandangkan di Jalan Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.

Karena dinobatkan sebagai rumah bersejarah, seluruh bangunan rumah yang berdinding kayu jati, beratap genting tua, dan beralaskan batu bata itu dan sampai sekarang masih ditempati anak cucu Djiaw Ki Siong sebagai pemiliknya, tak boleh diperbaiki apalagi diubah seenaknya. Pelarangan itu muncul karena kekhawatiran nilai keaslian rumah itu punah.

Anehnya, dari dulu hingga sekarang, pemerintah hanya cukup memberikan nama rumah bersejarah yang harus dilestarikan. Di luar itu sama sekali tak pernah ada perhatian bagi si pemiliknya. Sementara itu, kondisi rumah kian tua dan terancam mengalami kerusakan. Andai rumah itu ambruk, bagaimana nasib keluarga yang sekarang menempati rumah itu?

Ketika Babah Djiaw Ki Siong masih hidup, sejumlah perkakas rumah yang dulu pernah dipakai Bung Karno sekeluarga, Bung Hatta, dan tokoh proklamator lainnya diangkut ke museum di Jabar. Sayangnya, Djiaw Ki Siong -- yang pekerjaan sehari-harinya sebagai petani kecil -- tak sepeser pun mendapat ganti rugi saat barang-barang miliknya itu diboyong ke museum.

"Meski demikian kedaannya, keluarga kami tetap bangga rumah ini telah dijadikan simbol rumah bersejarah bagi perjuangan bangsa. Bingungnya, rumah ini sudah lapuk dan sudah mengkhawatirkan bila dipakai tempat tinggal, sulit untuk diperbaiki karena dilarang pemerintah," kata Ny. Iin alias Djiaw Kwin Moy, cucu Djiaw Ki Siong yang sekarang menempati rumah tersebut. Di rumah itu pernah tinggal Bung Karno, Bung Hatta, Sukarni Yusuf Kunto, dr. Sucipto, Ny. Fatmawati, Guntur Soekarnoputra, dan lainnya selama tiga hari, pada 14-16 Agustus 1945.

Pada tahun 1958, rumah bersejarah itu pernah dipindahkan karena tergusur pelebaran pembangunan Sungai Citarum. Sebelum dipindahkan, dua perangkat tempat tidur terbuat dari kayu jati, tempat tidur Bung Karno dan Bung Hatta, seperangkat tempat minum dan seperangkat meja kursi tempat duduk para tokoh proklamator, diambil pihak museum Bandung.

"Engkong (kakek) Djiaw Ki Siong merelakan semua perkakas rumah untuk diabadikan sebagai benda bersejarah. Membangun rumah di tempat baru yang harus dipertahankan keasliannya pun semuanya dibiayai dari hasil jerih payah engkong, tanpa sepeser pun bantuan pemerintah," kata Yayang, suami Ny. Iin. Padahal, engkong hanyalah seorang petani kecil di Rengasdengklok.

Di antara para tokoh nasional yang memberi perhatian besar kepada keluarga Djiaw Ki Siong adalah Mayjen Ibrahim Adjie yang pada saat itu menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi. Pangdam pernah memberi penghargaan kepada Babah Djiaw berupa selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.

Setelah Babah Djiaw meninggal pada tahun 1964 dan beberapa tahun berselang berganti kepemimpinan nasional dari Soekarno ke Soeharto, rumah bersejarah diwariskan kepada anak pertama Babah Djiaw, yakni Ny. Tiaw Siong (ibunda Ny. Iin). Sekali lagi, tak ada perhatian apa pun dari pemerintah. Malah, Ny. Tiaw sempat tak dibolehkan menerima tamu siapa pun yang ingin tahu rumah bersejarah itu.

Sekira tahun 1980-an, di Lapangan Rengasdengklok yang letaknya hanya beberapa puluh meter dari rumah alm. Djiaw, dibangun Tugu Perjuangan dengan biaya besar. Anehnya, pihak pemerintah sama sekali tak melirik keberadaan rumah Djiaw yang kondisinya sudah rusak termakan usia. Padahal, di rumah itu naskah proklamasi disusun sehari sebelum Indonesia merdeka.

"Anehnya lagi, tatkala rumah ini akan direhab karena banyak bagian yang rusak, keluarga kami malah harus lapor kesana-kemari. Akhirnya tak dibolehkan direhab, khawatir bagian rumah bersejarah berubah wujud. Karena dilarang itu ya... sampai sekarang beginilah keadaan rumah kami yang kalau terus-terusan tak dibolehkan direhab bisa-bisa ambruk," kata Ny. Iin. Ia menolak keras rumor bahwa rumahnya itu mendapat aliran sumbangan untuk biaya perawatan.

Babah Djiaw pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah itu harus bersabar. Tak dibolehkan merengek minta-minta sesuatu kepada pihak mana pun. Bahkan, harus rela setiap hari menunggu rumah ini demi memberi pelayanan terbaik kepada para tamu yang ingin mengetahui sejarah perjuangan bangsa.

Karena manutnya akan wasiat engkong Djiaw, Ny. Tiaw yang kesehariannya berjualan kue di Pasar Rengasdengklok terpaksa harus berada di rumah. Begitu juga Ny. Iin yang sudah hampir tiga tahun setelah ibundanya meninggal selalu berada di rumah. Sementara itu, yang berjualan di toko adalah sang suami. Sayang, keluarga Yayang tak bisa berjualan kue di pasar, setelah tahun lalu Pasar Rengasdengklok habis dilalap api.

Berkat kesetiaan Ny. Tiaw dan Ny. Iin, sebagai ahli waris rumah bersejarah, setiap tamu dilayani dengan baik. Mereka pun mampu memberi keterangan sejarah tentang keberadaan rumah miliknya kepada setiap tamu yang datang. Memang, tak dimungkiri, di antara sekian puluh ribu tamu ada saja yang memberi uang alakadarnya.

"Tak apa-apalah rumah bersejarah ini tak diperhatikan siapa pun. Yang penting, kami pemiliknya punya kebanggaan tersendiri ikut menoreh perjuangan bangsa ini," kata Ny. Iin sambil menyatakan bahwa ia dan keluarganya sering bermimpi bertemu Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh yang dulu pernah menginap di rumahnya.

Rumah bersejarah milik alm. Djiaw Ki Siong berada di sebuah perkampungan di lingkungan padat perumahan masyarakat Dusun Bojong. Dari lapangan Tugu Perjuangan ke rumah itu, ada jalan sempit belum beraspal. Bila hujan turun, jalan becek menyulitkan tamu berkunjung ke rumah itu.

Di ruang tamu berukuran 6 x 8 meter terdapat dua buah meja ukir jati. Di atasnya terpampang buku-buku sejarah perjuangan. Ada buku tamu tebal dan sudah penuh diisi tandatangan puluhan ribu tamu. Di dinding tembok kayu terpampang gambar alm. Djiaw Ki Siomg berdampingan dengan gambar Bung Karno terbingkai kaca.

"Di kamar inilah Bung Karno, Ibu Fatmawati dang putra ciliknya Guntur istirahat tidur. Di samping kiri kamar, tempat Bung Hatta dan tiga tokoh proklamator istirahat, sementara bangku dipan ini tempat para ajudan Bung Karno berjaga," kata Yayang sambil menunjuk dua buah kamar yang sudah lama tak pernah dipakai tempat tidur. Sementara itu, tempat istirahat keluarga Yayang berada di belakang ruang tamu yang sekarang sudah direnovasi secara permanen.

Pascareformasi, rumah Djiaw Ki Siong cukup sering dikunjungi para tamu. Sejumlah tokoh nasional seperti Akbar Tanjung, Roy B.B. Janis, Guntur Soekarnoputra, Gempar Soekarnoputra, Harmoko, dan sejumlah tokoh dari fungsionaris PDIP sering datang juga. Adapun Megawati Soekarnoputri baru berjanji saja, karena sampai sekarang belum berkunjung.

Tokoh pejuang yang juga seniman kondang Karawang, R.H. Tjetjep Supriyadi menyesalkan pemerintah yang sama sekali tak memerhatikan rumah sejarah Babah Djiaw Ki Siong. Termasuk juga, para pejuang Rengasdengklok yang dulunya ikut bergerilya, berjuang membela negara.

"Saya malu Tugu Pangkal Perjuangan Rengasdengklok amburadul. Jalan menuju Rengasdengklok rusak berat, apalagi jika melihat kondisi rumah Djiaw Ki Siong yang hampir roboh. Heran saya, kok jadi begini perhatian para pemimpin bangsa," tegas R.H. Tjetjep Supriyadi, yang mengaku ikut berjuang dalam perang gerilya di Rengasdngklok.

Tjejep membeberkan, sebetulnya Hari Proklamasi Kemerdekaan RI rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada Hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Ki Siong. Naskah teks proklamasi sudah ditulis di rumah babah itu. Bendera merah putih sudah berani dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.

Para Pemuda Pejuang di Rengasdengklok

Beberapa orang pemuda yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok ini antara lain:
1.Soekarni
2.Jusuf Kunto
3.Chaerul Saleh
4.Shodancho Singgih, perwira PETA dari Daidan I Jakarta sebagai pimpinan rombongan penculikan.
5.Shodancho Sulaiman
6.Chudancho Dr. Soetjipto
7.Chudancho Subeno sebagai pemimpin Cudan Rengasdengklok (setingkat kompi). Chudan Rengasdengklok memiliki 3 buah Shodan (setingkat pleton) yaitu Shodan 1 dipimpin Shodancho Suharjana, Shodan 2 dimpimpin Shodancho Oemar Bahsan dan Shodan 3 dipimpin Shodancho Affan.
Honbu (staf) yang dipimpin oleh Budancho Martono.

Latar belakang

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 1945

Peristiwa Rengasdengklok & Rumah Bersejarah Babah Djiaw yang TerlupakanPeristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l. Adam Malik dan Chaerul Saleh) dari Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa atau lebih tepatnya diamankan ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong.

Naskah teks proklamasi sudah ditulis di rumah itu. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur.

Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya "diambil") dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor Laut Dr. Kandeler.

Sopan Santun di Meja Makan

Susunan di meja makan

a. Nasi di sebelah kanan;

b. Lauk pauk di sebelah kiri nasi;

c. Sayur mayur di sebelah kiri lauk pauk;

d. Pencuci mulut di sebelah kiri sayur mayur;

e. Teko dan gelas di sebelah kiri pencuci mulut.
Susunan tempat makan

a. Sendok dan garpu berada di sebelah kanan kiri;

b. Piring dalam keadaan telungkup;

c. Lap berada di sebelah kiri piring.
Cara mengambil makanan

Dalam cara pengambilan makanan, Putri yang mengambilkan makanan Putra dan searah dengan arah jarum jam (bergiliran).
Cara makan

a. Duduk siap;

b. Badan tetap tegap;

c. Tangan dekat siku menempel pada meja

Kepemimpinan

Kepemimpinan artinya adalah kegiatan seseorang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuannya.

Bagaimana cara mempengaruhinya?

Yaitu dengan memberikan contoh atau panutan dalam kehidupan sehari-hari, dengan membangkitkan semangat para bawahannya, kemudian dengan memberikan dorongan dengan pengarahan dan perbuatan. Hal ini sesuai dengan sistem kepemimpinan nasional di Indonesia yang menganut sistem among, yaitu :

1. Ing ngarso sung tulodo, yang berarti berada di depan sebagai pemimpin dan panutan bagi bawahannya;

2. Ing madya mangun karso, yang berarti berada di tengah yang dapat membangun kemauan bawahannya;

3. Tut wuri handayani, yang berarti berada di belakang yang dapat mendorong bawahannya dengan motivasi agar dapat berusaha lagi dan maju.

Hal-hal apa saja yang harus kita miliki agar dapat mempengaruhi orang lain?

Yaitu dengan cara :

1. Memiliki keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT yang kuat;

2. Memiliki kepercayaan diri;

3. Memiliki penampilan (performance) yang baik dan menarik;

4. Memiliki wawasan yang luas;

5. Memiliki kemampuan mengelola/mengurus (manajemen);

6. Menguasai teknik, taktik, strategi, dan politik;

7. Memiliki kemampuan melindungi setiap orang; dan

8. Memiliki delapan sikap mental sehat :

a. Pandai menyesuaikan diri;

b. Merasa puas atas hasil karya sendiri;

c. Lebih suka memberi dari pada menerima;

d. Realtif bebas dari ketegangan dan keresahan;

e. Suka membantu dan menyenangkan orang lain;

f. Dapat mengambil hikmah dari kegagalan;

g. Dapat mengambil penyelesaian yang konstruktif; dan

h. Dapat mengembangkan kasih sayang.

Selain itu, pemimpin yang indah adalah pemimpin yang mempunyai inisiatif dan mentalitas yang tinggi, kreatif, konstruktif, dan memiliki konsepsual yang dapat mencerna masalah.

Seorang pemimpin juga harus kritis, yaitu memiliki kemampuan dan keberanian dalam meluruskan masalah; meteorologis, yaitu dapat mengambil jarak; serta logis, yaitu sesuai dengan peraturan dan rasional.

Elemen yang harus ada dalam kepemimpinan, yaitu :

1. Leader (pemimpin);

2. Follower (sekelompok orang yang mengikuti pemimpin); dan

3. Leadership (jiwa memimpin, manajemen, administrasi, pengetahuan, dan sebagainya).

Yang perlu diingat adalah, bahwa pemimpin itu bukanlah suatu jabatan, melainkan kemampuan.

Profesionalisme

Profesionalisme adalah paham yang mengajukan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Sedangkan pengertian profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang dikerjakan seseorang. Profesional adalah suatu keahlian, kompetensi atau kualitas yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan profesinya atau pekerjaannya.

Tiga syarat profesional, yaitu :

1. Adanya keahlian;

2. Tanggung jawab;

3. Kejawatan.

Ciri-ciri profesional, antara lain :

1. Memahami karakteristik obyek;

2. Memiliki keterampilan khusus;

3. Memiliki keahlian di bidangnya;

4. Motivasi tinggi;

5. Kreativitas yang tinggi;

6. Berdisiplin;

7. Mandiri;

8. Mampu mengisi lowongan kerja sesuai pembangunan dan menciptakan kerja baik untuk dirinya maupun orang lain.

Langkah menuju sukses :

1. Tujuan;

2. Bagaimana cara; Sikap.

Bendera

Bendera adalah secarik benda berwujud kain tipis berisi bentukan dan warna, berkibar ditiup oleh angin pada sebatang tiang atau seuntai tali sebagai panji-panji, tanda ciri atau tanda pengingat. Warna untuk bendera merah putih, yaitu warna merah cerah dan putih jernih.

Arti pusaka :

1. Harta atau benda peninggalan orang yang telah meninggal;

2. Harta yang turun temurun dari nenek moyang.

Bentuk dan ukuran serta warna bendera kebangsaban Republik Indonesia

1. Berbentuk segi empat panjang berukuran 2 : 3 panjang. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih;

2. Panjang bendera 90 cm dan lebar 60 cm.

Sang merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, bertempat di Jakarta dan dikumandangkan lagu Indonesia Raya. Sang merah putih ditetapkan sebagai bendera negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di gedung Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Bendera merah putih dibawa kembai ke Jakarta tanggal 28 Desember 1949.

Kesulitan atau Gangguan yang Mungkin Terjadi pada saat Tata Upacara Bendera

1. Kesulitan pada kerekan macet

Upacara tetap berjalan terus, setelah selesai kerekan dibetulkan.

2. Tali kerekan putus

Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera tegak lurus sampai upacara selesai, kemudian bendera dilipat sesuai dengan ketentuan untuk disimpan.

3. Tiang bendera jatuh/rebah

Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap tiang bendera. Bila tidak memungkinkan dipertahankan seperti di atas.

4. Bendera terbalik

a. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah benar namun membentangkannya salah, maka cukup dengan menukar tegangan/menarik bendera.

b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera mulai dari melipat hingga merentangkan kembali bendera.

5. Cuaca buruk atau hujan

Apabila sebelum upacara dilaksanakan terjadi cuaca buruk atau hujan, maka penaikan bendera dibatalkan. Sedangkan pada saat upacara berjalan kemudian turun hujan, maka upacara dilanjutkan sampai bendera di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.

Arti dan Warna Merah Putih

Warna merah dan putih telah dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak sekitar 6.000 tahun yang lalu. Warna merah melambangkan warna yang dapat menahan hawa jahat, sedangkan warna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati ksatria. Pada saat perjuangan kemerdekaan, warna merah dan putih melambangkan keberanian dan ketulusan bunga bangsa dalam mempertahankan ibu pertiwi yang merupakan nyawa bagi suatu bangsa.

Tata Cara Peletakan Bendera Kebangsaan

1. Bendera merah putih diletakkan di sebelah kanan bendera/panji lain;

2. Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah genap, maka bendera merah putih diletakkan di sebelah kanan;

3. Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah ganjil, maka bendera merah putih diletakkan di tengah-tengah bendera/panji lain;

4. Apabila bendera sudah usang atau tidak layak, maka sebaiknya bendera dibakar agar tidak mengurangi nilai kehormatannya.

Sejarah Penyelamatan Bendera Pusaka

Setelah Agresi Militer Belanda II, Soekarno mengutus Mutahar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Agar tidak terlihat sebagai bendera, maka Mutahar memutuskan untuk memisahkan jahitan bendera tersebut menjadi dua bagian, secarik kain merah dan secarik kain putih, kemudian dimasukkan ke dalam kopornya.

Di tengah perjalanan, Mutahar tertangkap oleh Belanda, namun akhirnya dalam perjalanan itu beliau dapat meloloskan diri dan mengungsi di kediaman Sarjono (seorang anggota delegasi). Selanjutnya Mutahar mendapat kabar dari Soekarno agar bendera tersebut diserahkan saja kepada Sarjono. Karena pada saat itu yang boleh menemui Soekarno hanya anggota delegasi saja. Maka atas jasanya pada tahun 1961, Mutahar diberikan gelar Bintang Mahaputera dalam usahanya menyelamatkan Bendera Pusaka.

Sejarah Pengibaran Bendera Pusaka

Bendera Pusaka dikibarkan pada tahun 1945 di Jakarta. Namun pada tahun 1946 – 1948 Bendera Pusaka dikibarkan di Yogyakarta. Pada waktu itu dikibarkan dengan formasi 5 orang (3 putri dan 2 putra), formasi ini berdasarkan Pancasila.

Bendera Pusaka dikibarkan sejak tahun 1945 – 1966 dengan formasi tersebut, sedangkan sejak tahun 1967 mulai menggunakan formasi pasukan 17-8-45 dan sejak saat itu pula Bendera Pusaka diganti dengan Bendera Duplikat.

Bendera Duplikat dibuat di Balai Penelitian Tekstil Bandung yang dibantu oleh PT Ratna di Ciawi, Bogor. Upacara penyerahan Bendera Duplikat dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta yang bertepatan dengan reproduksi Naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bendera Duplikat mulai dikibarkan bersama dengan utusan-utusan dari 26 propinsi sejak tahun 1969 sampai dengan sekarang.

Bendera Duplikat dibuat dari benang wol dan terbagi menjadi 6 carik kain (masing-masing 3 carik merah dan putih). Sedangkan Bendera Pusaka terbuat dai kain sutera asli.

Nama pasukan pengibar bendera pada tahun 1967 – 1972 dinamakan Pasukan Pengerek Bendera, sedangkan mulai tahun 1973 sampai dengan sekarang dinamakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Regu-regu pengibar sejak thun 1950 – 1966 diatur oleh rumah tangga kepresidenan, setelah itu diganti oleh Direktorat Pembinaan Generasi Muda.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 menetapkan peraturan tentang Bendera Pusaka, tanggal 26 Juni 1958 dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 65 tahun 1958 dan penjelasan dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 1.633, diundangkan pada tanggal 10 Juli 1958. Dalam peraturan tersebut, hal-hal penting yang dimuat antara lain :

1. Bendera Pusaka ialah bendera kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 (Pasal 4 ayat 1);

2. Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus (Pasal 4 ayat 20;

3. Pada waktu penaikan atau penurunan bendera kebangsaan, maka semua yang hadir tegak, berdiam diri sambil menghadap muka kepada bendera sampai upaca selesai. Mereka yang berpakaian seragam dari suatu organisasi memberi hormat menurut cara yang telah ditentukan oleh organisasinya itu. Sedangkan mereka yang tidak berpakaian seragam memberi hormat dengan meluruskan tangan ke bawah dan melekatkan telapak tangan dengan jari-jari rapat pada paha dan semua jenis penutup kepala harus dibuka kecuali kopiah, ikat kepala, sorban, dan tudungan atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adar kebiasaan (Pasal 20);

4. Pada waktu dikibarkan atau dibawa, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh tanah, air, atau benda-benda lain. Pada bendera kebangsaan tidak boleh ditaruh lencana, huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain (Pasal 21).

66 Anggota Paskibraka Giat Berlatih

Menjelang upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, 66 pelajar Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) giat belatih di lapangan Paskibraka Cibubur, Jakarta. Para pelajar yang mewakili 33 provinsi di tanah air ini datang ke Jakarta setelah melewati seleksi yang ketat sejak dari tingkat kecamatan hingga provinsi.

66 Anggota Paskibraka ini mengikuti serangkaian latihan mulai dari baris berbaris, mengibarkan bendera hingga naik turun tangga panggung kehormatan. Latihan yang setiap hari dilakukan sejak pukul 06.00 WIB ini dilakukan agar upacara bendera hari Kemerdekaan 17 Agustus di Istana Merdeka Jakarta berlangsung lancar.

Bagi Anggota Paskibraka menunaikan tugas mulia dalam upacara hari kemerdekaan yang akan dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan suatu kebanggaan. Karenanya rata-rata anggota Paskibraka seperti Aldira yang merupakan wakil dari Jakarta sudah merintisnya dengan mengikuti ekstra kurikuler Paskibra di sekolahnya.

Di pusat pelatihan Paskibraka di Cibubur, Jakarta, para pelajar pilihan ini mendapat pelatihan yang sangat berpengalaman dari TNI dan Polri. Pelatihan tidak hanya fisik semata tapi juga mencakup mental dan wawasan kebangsaan.

Para pelatih Paskibraka mengakui setiap tahun selalu ada kemajuan baik dari fisik dan kualitas Anggota Paskibraka.

Pengukuhan Duta Bangsa

Sebanyak 70 remaja yang dinilai berprestasi Jumat (25/08/06) siang dikukuhkan sebagai duta bangsa angkatan ke 4. Mereka akan membawa nama Indonesia dalam lawatan ke luar negeri.

Tidak terbayangkan di benak Tri Wiyanti Andini dan Jhonatan Pradana Mailoa menjadi bagian dari 70 duta belia Indonesia 2006 yang tadi pagi dikukuhkan oleh Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha di Kantor Deplu Jakarta.

Tri Wiyanti Andini asal Sumatera Selatan yang pernah bertugas menjadi pembawa bendera pusaka saat peringatan 17 Agustus di Istana Merdeka dan Jonathan Prana Mailoa asal Jakarta yang pernah meraih mendali emas dalam Olimpiade Fisika Internasional di Singapura beberapa waktu lalu mengaku bangga mendapat penghargaan dari pemerintah dengan menjadi duta belia Indonesia 2006.

Kedua siswa berprestasi ini akan menjalankan tugas mereka sebagai duta belia Indonesia dengan mempromosikan Indonesia ke dunia internasional, khususnya Republik Rakyat Cina yang akan mereka kunjungi 28 Agustus sampai 2 September mendatang.

Di negara tersebut kedua siswa ini akan menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang aman dan tidak perlu ditakuti untuk dikunjungi.
Seluruh anggota duta belia Indonesia 2006 telah mendapat pelatihan tentang diplomasi dan politik luar negeri terlebih dahulu oleh Departemen Luar Negeri sebelum berangkat ke RRC.

Gladi Penurunan Bendera

Dua hari menjelang peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI ke 61, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2006 terus mendapatkan berbagai pelatihan di Istana Merdeka Jakarta.

Pelatihan Paskibraka 2006 Senin (14/08/06) kemarin, memasuki tahap gladi kotor kedua di Istana Merdeka dengan latihan menurunkan sang saka Merah Putih. Latihan ini merupakan rangkaian pelatihan setelah sebelumnya dilakukan gladi kotor detik-detik peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke 61 yang dilanjutkan dengan upacara pengibaran bendera pusaka.

Dalam gladi ini anggota Paskibraka mempraktekkan seluruh rangkaian upacara penurunan sang saka merah putih yang pada pagi harinya telah dikibarkan dalam upacara detik-detik peringatan hari proklamasi kemerdekaan.

Satu anggota Paskibraka putri juga dilatih untuk membawa baki yang digunakan untuk membawa bendera pusaka termasuk menaiki dan menuruni anak tangga Istana Merdeka.

Dua hari menjelang pelaksanaan upacara detik-detik proklamasi pada hari Kamis, 17 Agustus 2006 lusa, pelatihan bagi anggota Paskibraka sudah hampir memasuki tahap akhir. Termasuk pemantapan dan pengukuhan oleh Presiden SBY yang dijadwalkan akan dilakukan pada petang nanti.

Pengibaran Bendera Raksasa

Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 61, para pedagang kain di pasar grosir Tanah Abang mengibarkan bendera raksasa.

Bendera berukuran 8 x 50 meter yang bertuliskan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ini dibentangkan di jembatan penyebrangan pasar grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sedangkan 2 bendera Merah Putih berukuran 4 x 70 meter dipasang di gedung pasar pusat grosir Tanah Abang.

Pemasangan bendera ini sempat mengalami kesulitan, karena angin yang bertiup kencang. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membentangkan bendera molor hingga 2 jam.

Pengerjaan ketiga bendera raksasa ini memakan waktu satu minggu dan menghabiskan dana sekitar 500 juta rupiah. Pembuatan bendera raksasa ini merupakan yang kedua kalinya untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI

Gladi Kotor Pengibaran Bendera Pusaka

Setelah satu minggu lebih menjalani pelatihan di Cibubur, Minggu (13/08/06) kemarin, Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) mulai memasuki tahap gladi kotor di Istana Negara.

Dalam gladi kotor tersebut, anggota Paskibaraka mempraktekan seluruh rangkaian upacara detik-detik proklamasi yang ditandai dengan pengibaran bendera merah putih. Satu anggota Paskibraka putri juga dilatih membawa baki yang digunakan untuk membawa bendera pusaka.

Tiga hari menjelang pelaksanaan upacara detik-detik proklamasi pelatihan bagi anggota Paskibaraka ditekankan pada gladi di Istana. Tujuannya, agar pada 17 Agustus mendatang, saat pelaksanaan upacara detik-detik proklamasi semuanya sudah siap dan tidak ada kesalahan.

Latihan Gladi Kotor

Latihan pemantapan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2006 mulai berlangsung Sabtu (12/08/06) ini di lapangan Pusat Pengembangan Pemuda Cibubur, Jakarta Timur.

Latihan pemantapan ini akan diikuti oleh latihan pengukuhan sore nanti yang sekaligus menandakan berakhirnya latihan Paskibraka 2006 di tempat ini. Sejak pagi tadi anggota Paskibraka 2006 melakukan pemantapan formasi yaitu formasi kelompok 17 dan formasi kelompok 8.

Formasi 17 yang terdiri dari 25 anggota Paskibraka dibagi menjadi 2 sayap yakni kiri dan kanan. Terlihat mengapit formasi 8 yang bertugas membawa bendera pusaka dari inspektur upacara. Upacara pemantapan ini juga melibatkan 4 anggota Pasukan Pengamanan Presiden dan 4 Perwira Pertama berpangkat Kapten dari 3 angkatan dan Polri yang bertugas sebagai Komandan Paskibraka.

Usai melakukan pemantapan dan pengukuhan hari ini, Paskibraka 2006 sesuai jadwal besok akan mengikuti gladi kotor satu di Istana Negara. Pengukuhan oleh presiden rencananya akan dilakukan hari Selasa pekan depan.

Menaikkan Bendera Pun Ada Tekniknya

Tugas menaikkan bendera nasional bagi anggota Paskibraka 2006 bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan teknik-teknik khusus agar bendera terbentang mulus dan sampai ke puncak tiang bendera.

Tugas sebagai pengibar bendera nasional pada even besar seperti peringatan Hari Kemerdekaan, merupakan kebanggaan tersendiri bagi remaja-remaja ini anggota Paskibraka 2006.

Mereka setiap hari berlatih dengan keras agar upacara dapat berjalan dengan penuh kehormatan. Karena itu untuk mengibarkan bendera kebanggaan bangsa Indonesia ini diperlukan teknik-teknik tertentu agar bendera merah putih dapat berkibar secara sempurna.

Setiap anggota Paskibraka harus dapat menyelaraskan waktu penarikan dengan tempo lagu kebangsaan yang dimainkan. Sehingga ketika lagu Indonesia Raya selesai berkumandang bendera merah putih telah berkibar di tiang setinggi 17 meter. Dalam pedomannya ada 39 tarikan agar bendera sampai kepuncaknya. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah lipatan bendera sebelum dikibarkan.

Paskibraka : Formasi 17, 8, 45

Formasi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) merupakan cerminan dari hari Kemerdekaan Indonesia. Formasi 17 yang juga disebut sebagai barisan mengawal melambangkan hari kemerdekaan.

Formasi 8 merupakan barisan inti karena dalam formasi ini terdapat pengibar bendera. Formasi ini menujukkan bulan Agustus yang dalam hitungan merupakan bulan ke 8 dalam tahun masehi.

Sementara formasi 45 yang terdiri dari pasukan militer merupakan barisan pengiring yang mencerminkan tahun Kemerdekaan Indonesia.

Subagio, pembina Paskibraka menjelaskan bahwa terbentuknya formasi-formasi sedemikian rupa ini merupakan ide dari Husein Muntahar yang juga pendiri Paskibraka.

Penambahan jumlah provinsi juga berpengaruh terhadap formasi Paskibraka ini. Agar semua putra-putri daerah dapat berperan serta dalam upacara akbar ini maka jarak antar anggota Paskibraka dalam masing-masing formasi dikurangi. Meski demikian, hal ini tidak mengurangi penampilan mereka dalam pelaksanaan tugasnya.

Tugas Mendebarkan Pengibar Bendera

Bagi seluruh anggota Paskibraka 2006, tugas sebagai penarik bendera dalam latihan gabungan upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan adalah tugas besar sekaligus mendebarkan. Terutama saat membentangkan dan menarik bendera.

Seluruh peserta Paskibraka 2006 dilatih untuk siap mengemban tugas apapun dalam peringatan hari proklamasi 17 Agustus mendatang.

Ahmad Rinaldi, peserta dari Sumatera Utara, Chandra Edi Hasibuan dari Bengkulu dan Fajar Pratama dari Banten mendapat tugas sebagai penarik bendera pada latihan gabungan pertama Selasa (08/08) kemarin. Bagi mereka ini adalah tugas yang mendebarkan.

Detik-detik pengikatan bendera lalu membentangkannya hingga menarik bendera dengan diiringi lagu Indonesia Raya adalah peristiwa yang penting, sehingga tidak boleh ada kesalahan. Kesalahan menjadi pelajaran berharga untuk tidak mengulanginya kembali.

Pemaknaan Lagu Indonesia Raya

Pemaknaan lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan salah satu materi yang juga diberikan kepada para anggota Paskibraka 2006.

Generasi muda belum seluruhnya mengerti makna lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang diputar saat mengiringi pengibaran bendera merah putih. Untuk itulah, anggota Paskibraka 2006 Senin (07/08) kemarin, diberi materi khusus tentang pemaknaan lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman.

Menurut seorang pelaku seni Sudirman, semangat juang generasi muda kini menunjukkan kemunduran. Hal ini tampak dari tidak dinyanyikannya lagu Indonesia Raya secara khidmat. Padahal sebagai lagu kebangsaan yang diciptakan tahun 1928, Indonesia Raya memiliki syair dan melodi yang menunjukkan kebangsaan terhadap tanah air Indonesia.

Anggota Paskibraka 2006 juga dilatih untuk menjadi konduktor lagu. Sebab beberapa anggota Pakibra belum mengerti bagaimana menjadi konduktor.

Diskusi dan Debat untuk Mendukung Program Kepemimpinan

Salah satu program pembinaan untuk Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2006 adalah debat dan diskusi kepemimpinan. Dengan program diskusi dan debat itu, diharapkan mampu membentuk sikap anggota Paskibraka dalam menghargai pendapat orang lain.

Anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rama Pratama yang menjadi pemandu dalam latihan itu mengatakan sebagai calon pemimpin masa depan, seorang Paskribaka harus menguasai teknis debat dan diskusi, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang cerdas.

Untuk menambah wawasan kepemimpinan anggota Paskibraka 2006 ini, mereka juga akan mendapatkan berbagai pelatihan seperti manajemen organisasi serta latihan komunikasi yang efektif

Anggota Paskibraka Mendapat Bekal Kepemimpinan

Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2006 selain harus menjalani pengemblengan fisik dan latihan baris berbaris sepanjang hari, juga memperoleh bekal keagamaan dan kepemimpinan.

Wajah anggota Paskibraka 2006 ini tak nampak lelah meski seharian latihan fisik Jumat (04/08/06) siang. Mereka tetap antusias mengikuti ceramah dari tokoh pendidikan Doktor Arif Rahman tentang kepemimpinan untuk masa depan. Terlebih gaya Arif Rahman sangat menghibur dan interaktif.

Menurut Arif Rahman pembekalan itu sangat penting bagi anggota Paskibraka. Tujuannya, agar mereka tidak saja unggul dalam kegiatan baris berbaris, tetapi juga unggul dalam pelajaran dan yang terpenting unggul dalam sikap kepemimpinan sehingga akan terjadi keseimbangan antara kekuatan fisik dan mental mereka.

Tim Pelatih Tulang Punggung Penggemblengan

Keberhasilan anggota Paskibraka menjalankan tugas sebagai pengibar bendera pusaka dihadapan pemimpin nasional selain menuntut keseriusan para peserta juga tidak bisa dilepaskan dari peran para pelatih.

Salah satu pelatih yang bertanggung jawab mendidik dan menggemblengan anggota Paskibraka 2006 adalah Kapten Kaveleri Aminuddin. Pria asal Temanggung, Jawa Tengah, berusia 45 tahun, yang keseharian bertugas di TNI AD, telah menggeluti profesinya sebagai pelatih Paskibraka sekitar 10 tahun.

Menurut Aminuddin mendidik anggota Paskibraka tidaklah mudah. Karena tidak semua anggota Paskibraka mampu secara fisik dan mental menerima gemblengan secara militer. Meski begitu, melatih anggota Paskibraka memberikan kepuasaan tersendiri.

Aminuddin yang saat ini menjadi Wakil Koordinator Paskibraka 2006 mengatakan saat ini dirinya dibantu oleh 11 pelatih yang berasal dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan juga Kepolisian.

Anggota Paskibraka Berlatih Keras Baris Berbaris

Proses pelatihan dan pemantapan yang harus dilakukan oleh 66 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2006 di lapangan Pusat Pengembangan Sumber Daya Pemuda Cibubur, Jakarta Timur adalah baris berbaris.

Anggota Paskibraka dari 33 provinsi ini harus menjalankan seluruh instruksi dari tim pelatih, terutama dalam hal keselarasan formasi dan baris berbaris selama sekitar 7 jam.

Dalam latihan ini anggota Paskibraka harus mampu memainkan formasi secara tepat terutama untuk kelompok 8 yang bertugas mengambil bendera pusaka dari presiden selaku inspektur upacara untuk selanjutnya dikibarkan dan juga diturunkan. Selain itu kekompakan anggota Paskibraka dengan komandan upacara juga mendapat gemblengan khusus, dari tim pelatih yang terdiri dari unsur Angkatan Darat, Angkata Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian.

Menurut tim pelatih, untuk menemukan kekompakan formasi memerlukan waktu yang cukup lama dan konsentrasi yang cukup tinggi. Namun tim pelatih yakin anggota Paskibraka 2006 dalam waktu seminggu kedepan dapat menemukan kekompakan formasi tersebut.

Anggota Paskibraka Mendapat Gemblengan Fisik dan Mental

Para siswa siswi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2006 hingga Selasa (01/07/06) kini terus mendapat gemblengan baik fisik dan mental.

Para siswa - siswi kelas 2 dan 3 SMA ini adalah siswa - siswi terpilih seleksi sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2006 dari 33 provinsi di Indonesia.

Mereka digembleng latihan baris berbaris, kepemimpinan, wawasan kebangsaan, nasionalisme dan kesenian dengan disiplin tinggi di Pusat Pengembangan Sumber Daya Pemuda di Cibubur, Jakarta Timur.

Semangat tampak terpancar dari wajah mereka yang mengaku bangga dapat mengemban tugas penting mengibarkan bendera pusaka pada peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2006 mendatang.

Menurut Deputi Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Budi Setiawan, metode yang dipakai dalam keseharian mereka di asrama menggunakan pendekatan keluarga bahagia dengan penerapan kas dalam gambaran desa bahagia.

Husein Mutahar


Sesuai dengan julukannya dialah pelopor Paskibraka dan juga sekaligus orang yang mendirikan Paskibraka

Moch. Jajang Sutisna Triyuda,PPI


A.Profil Pembina Karier :
Nama Lengkap : Moch.Jajang Sutisna Triyuda, PPI.
Nama Panggilan : Kang Jasus
Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 7 November 1983


B.Pendidikan :
-SD Negri 1 Wates Tahun 1988-1994
-SMPN 1 Katapang Tahun 1994-1997
-SMK Angkasa Tahun 1997-2000
-LPKKQ Margahayu Tahun 2000-2003

C.Pengalaman Berorganisasi :
-Anggota Parpol Golkar Tahun 1998-1999
-Anggota Parpol PAN Tahun 1999-2000
-Anggota Parpol Demokrat Tahun 2001-Sekarang
-Anggota paskibraka Kabupaten Bandung 1998
-Pengurus Paskibra Bandung Selatan Tahun 1999
-Dewan Pembina Paskibra Bandung Selatan Tahun 2002
-Sekkorwil Paskibra Bandung Selatan Tahun 2002
-Pengurus PPI Kab.Bandung Tahun 2001-Sekarang
-Ketua Karang Taruna GKM RW.06 Tahun 2002-2004

D.Penataran Kepemudaan :
-P4 Tahun 1997
-LDKS Tahun 1998
-Pelatihan Paskibra Bandung di TNI Angkatan Darat Armed Cimahi Tahun 1998
-Pelatihan Kepemudaan di Komplek POLRI Batujajar Cililin Tahun 1999
-Seminar KNPI Kab.Bandung di Gedung Moch.Toha Tahun 1999
-MUSDA IV PPI Kab.Bandung Tahun 2002
-MOKA Pinilih Harapan 2 Kabupaten Bandung Tahun 2002
-Work Soap Mading Kab.Bandung Tahun 2006
-Audisi Pelawak Indonesia Tahun 2005

E.Pengalaman Merintis Kepemudaan :
-Paskibra Se-Bandung Selatan Tahun 1999
-Paskibra SMA Merdeka Soreang Tahun 2000
- Paskibra SMK Merdeka Soreang Tahun 2000
-Paskibra SMK Negri I Katapang Tahun 2001
-Paskibra SMK Negri I Katapang Tahun 2004

F.Penghargaan dan Sertipikat :
-Paskibra Kab.Bandung Tahun 1998
-Paskibra Bandung Selatan Tahun 1999
-Panitia Seleksi Paskibra Kab.Bandung Tahun 2001
-Piagam P4 Tahun 1997
-Piagam LDKS Tahun 1998
-Sertipikat PUSDIK Komplek POLRI Tahun 1999
-Piagam Instruktur ALBB III Terbaik Tahun 2001
-Piagam Seminar Disdik Kab.Bandung Tahun 2001
-Piagam Pembina Terbaik Kab.Bandung Tahun 2002
-Piagam piagam MOKA Kab.bandung Tahun 2002
-Piagam Pembina ALBB IV Terbaik Tahun 2004
-Piagam Pembina terbaik Bandung Selatan Tahun 2003
-Piagam Karang taruna GKM Tahun 2003
-Piagam Perintis Kepemudaan Kab.Bandung Tahun 2005
-Piagam Sumpah Pemuda Kab,Bandung Tahun 2004
-Piagam PPI Kab.Bandung Tahun 2001
-Piagam Musda IV Kab.Bandung Tahun 2002
-Piagam Worj Soap Mading Kab.Bandung Tahun 2006
-Piagam Audisi Pelawak Indonesia Tahun 2005

G.Bintang/Mendaliu Kepemudaan :
-Mendali PPI Kab,bandung tahun 1998
-Mendali Perintis Kepemudaan Tahun 2000
-Mendali Pelatih Pemuda Tahun 2001
-Mendali Instuktur Bandung Selatan Tahun 2001
-Mendali Pengurus Paskibra Tahun 2002Pemuda Utama Muda Tahun 2005
-Bintang Lencana Pampas Kab.Bandung Tahun 2003
-Bintang Lencana Protokoler Kab. Bandung Tahun 2004
-Bintang Lencana Panca Muda Kab. Bandung Tahun 2005
-Bintang Lencana Perintis Pemuda Tahun 2002

H.Pengalaman Jabatan Di Sekolah :
-Pelatih Paskibra SMK Merdeka Soreang Tahun 2000
-Pelatih Paskibra SMA Plus Merdeka Soreang Tahun 2000
-Pelatih Paskibra SMK Negri I Katapang Tahun 2001
-Pelatih Paskibra SMK Angkasa 1 Tahun 2001
-Pelatih Paskibra SMK Angkasa 2 Tahun 2001
-Pelatih Paskibra SMK Merdeka Soreang Tahun 2004
-Pelatih Paskibra SMA Merdeka Soreang Tahun 2003
-Pembina Paskibra SMK Merdeka Soreang Tahun 2003-Sekarang
-Pembina Paskibra SMA Merdeka Soreang Tahun 2003-Sekarang
- Stap TU Adm. SMK/SMAP Merdeka Soreang Tahun 2004
- Stap TU Adm. SMK/SMAP Merdeka Soreang Tahun 2005
-Asisten Adm Keuangan SMK/SMAP Merdeka Soreang Tahun 2006
-Ketahanan Sekolah SMK/SMAP Merdeka Soreang Tahun 2006-Sekarang
-Bendahara Sekolah SMK/SMAP Merdeka Soreang Tahun 2007-Sekarang